Kamis, 30 Juni 2016

Jadilah Pembaca yang Kritis Agar Menjadi Penulis yang Produktif



Sebelum Anda menjadi penulis yang ahli, terlebih dahulu Anda harus menjadi pembaca yang ahli


Apa tugas paling membosankan bagi penulis? Ternyata bukan menulis namun membaca. Ya, membaca adalah tugas awal seseorang yang berniat menjadi penulis. Adakah korelasi antara menulis dengan membaca? Tentu saja ada dan boleh dibilang sangat dekat.

Menulis dan membaca bagaikan dua sisi mata uang, mereka tak terpisahkan.  Kenapa? Karena dengan membaca seseorang akan diliputi pertanyaan tentang bahan tulisan yang dibacanya. Bahan bacaan ibarat umpan yang menggoda keingintahuan pembacanya.

Pembaca yang penasaran terhadap bahan bacaannya boleh dikategorikan sebagai pembaca yang kritis. Mereka tidak mau begitu saja menelan mentah-mentah informasi yang diperolehnya. Mereka bahkan bersedia berpolemik jika diinginkan.

Lantas bagaimana cara menjadi pembaca yang kritis tersebut? Caranya cukup sederhana. Ambillah bahan bacaan apa saja. Ajukanlah setiap lembar halamannya dengan kata tanya “Mengapa” dan “Bagaimana”. Dua kata tanya ini akan membuat Anda selalu fokus dengan bacaan dan berlatih berpikir kritis.

Ketika Anda menemukan ada sesuatu yang kurang lengkap atau bahkan merasakan keganjilan informasi dari bahan bacaan yang dibaca, Anda antusias membuat catatan di pinggir halaman. Dan Anda sah-sah saja kalau ingin mengembangkan catatan tadi menjadi sebuah tema tulisan.

Jadi perbanyaklah membaca, carilah bahan bacaan yang positif karena disamping berpengaruh positif bagi kepribadian Anda, nantinya karya tulis Anda pun akan bernuansa positif bagi orang lain. Segeralah berburu bacaan yang sehat, boleh di media konvensional seperti koran, majalah, atau di media online.

Demikian pengalaman saya agar bisa mendapatkan ide untuk menulis, semoga bermanfaat.


Surabaya, 01/06/2016

Rabu, 29 Juni 2016

Inspirasi itu Ditunggu atau Dicari?



Dengan hanya menunggu inspirasi, Anda akan berhasil menemukan 1 inspirasi. Tapi dengan aktif mencari, Anda bisa mendapatkan ratusan inspirasi dalam satu hari.


Bisakah inspirasi ditunggu kedatangannya? Bisa saja, namun kehadirannya tidak dapat dipastikan. Saya tidak berani menjamin bahwa dalam sehari Anda bisa mendapatkannya meski hanya sebuah inspirasi.

Lalu bagaimana menyikapi inspirasi? Kita bisa mengibaratkan inspirasi sebagai anugerah ciptaan Tuhan seperti halnya ikan, buah-buahan, dan sumber daya alam lainnya. Kalau manusia tidak berusaha mendapatkannya, mana mungkin akan terhidang dengan sendirinya di meja makan.

Pesan moral dari uraian di atas adalah berdoa dan berusahalah maka Tuhan akan memberi imbalan. Peralatan pancing paling modern pun kalau tidak disertai doa, mungkin hasilnya tidak optimal. Secanggih apa pun metode untuk mencari inspirasi kalau tanpa doa, seharian tak akan mendapatkannya.

Para ahli telah membantu para pekerja kreatif dengan merancang metode untuk mencari inspirasi. Beragam buku telah diterbitkan, dan laris manis di pasaran. Namun semua metode akan terasa kering kalau dijalankan tanpa melibatkan Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Sadarlah bahwa ilmu manusia itu seperti buih di lautan dibanding ilmuNya. Jadi mohonlah pada Tuhan supaya diberi kemudahan mendapatkan inspirasi. Setelah itu Anda bisa menggunakan beragam metode untuk mendapatkan inspirasi.

Kesimpulannya, kalau Anda ingin mendapatkan inspirasi maka jalan terbaiknya adalah mencarinya bukan menunggunya! Carilah inspirasi secara aktif dengan penuh kesadaran dan mohon kekuatan pada Tuhan agar diberi kepekaan menghimpun inspirasi yang bertebaran di sekeliling Anda.

Demikian pengalaman saya untuk mendapatkan inspirasi, semoga berguna.


Surabaya, 30/06/2016

Selasa, 28 Juni 2016

Cara Menghasilkan Karya Monumental



Bukan cuma sekedar menghasilkan tulisan yang mantap. Ini juga tentang mempermantap daya pikir kita.


Apa pun pekerjaan Anda, makin lama masa kerja berarti Anda semakin ahli di bidangnya. Demikian juga dalam khazanah kepenulisan. Semakin sering Anda berlatih menulis, semakin piawai Anda menulis. Dan tidak menutup kemungkinan, Anda menghasilkan karya yang monumental.

Adakah tolok ukur untuk mengatakan seseorang mahir menulis? Banyak jawaban bisa dikemukakan di lembar artikel ini namun yang jelas penulis dikatakan mahir bila ia tidak kesulitan untuk menguraikan pikirannya dalam bentuk tulisan.

Mengutarakan pikiran memang bukan soal mudah apalagi dalam bentuk tulisan. Kadang ada orator yang lisannnya begitu sempurna menguraikan pola pikirnya pada pendengar namun ia kesulitan saat diminta untuk menuliskannya dalam bentuk naskah sehingga sang orataor perlu bantuan penulis lain.

Ya, menulis seperti halnya pekerjaan lain, butuh konsistensi. Makin sering diasah maka tidak mustahil seseorang akan menjadi penulis yang handal. Pesan moralnya adalah, siapa pun bisa menjadi penulis asal punya komitmen kuat untuk menulis setiap hari.

Menulis juga akan mempermantap daya pikir kita. Ketika menulis maka mau tidak mau segala energi akan tercurah pada tema yang sedang Anda tulis. Untuk keperluan ini Anda secara suka rela mencari bahan-bahan tulisan. Ketika Anda berhasil menulis satu artikel berarti Anda telah berpikir kompeks tentang tema tersebut. Hal ini tentu akan membuat daya pikir Anda semakin berkembang.

Demikian sedikit pengalaman yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat.


Surabaya, 29/06/2016

Senin, 27 Juni 2016

Menulislah dengan Rasa Cinta



Dan yang terakhir, "Cintai apa yang Anda lakukan dan lakukan apa yang Anda cintai. Jangan dengarkan perkataan orang lain yang melarang Anda. Lakukan apa yang ingin Anda lakukan, apa yang Anda cintai. Imajinasi haruslah menjadi pusat hidupmu." ~ Ray Bradbury.


Cintai apa yang Anda lakukan, begitulah barangkali pesan singkat yang harus Anda camkan dalam setiap kesempatan. Semua orang pasti setuju bahwa apa pun pekerjaan kalau dilakukan dengan penuh rasa cinta maka hasilnya tentu akan memuaskan dan menyenangkan.

Anda sudah memutuskan mencintai dunia tulis menulis, maka lakukanlah apa yang Anda cintai. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan penuh rasa cinta tentu tak akan membosankan. Jati diri Anda sebagai penulis akan tersirat dalam karya tulis. Rasa cinta Anda akan mewarnai dalam setiap tulisan.

Jangan dengarkan perkataan orang lain yang melarang Anda. Mereka belum tahu kemampuan Anda karena itu teruslah menulis. Ketika mereka berkesempatan membaca karya Anda, mereka akan heran dengan kemampuan Anda. Bertekadlah untuk selalu mewarnai dunia sekitar dengan pemikiran positif melalui karya Anda.

Sekali lagi, Lakukan apa yang ingin Anda lakukan, apa yang Anda cintai. Ketika Anda berkomitmen untuk menulis maka Anda akan belajar untuk bertanggung jawab menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi pembaca.

Satu hal penting lainnya yang tidak boleh Anda abaikan dalam dunia tulis menulis adalah imajinasi. Imajinasi haruslah menjadi pusat hidupmu. Karya tulis tanpa sentuhan imajinasi seperti nasi tanpa garam, terasa hambar. Imajinasi akan membuat tulisan sangat personal. Rambut boleh sama hitam namun imajinasi setiap manusia tentu berbeda dalam memandang suatu tema.

Demikian kawan, beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk menumbuhkan rasa cinta dalam menulis. Semoga bermanfaat.


Surabaya, 28/06/2016

Jumat, 24 Juni 2016

Jangan Menyerah dalam Menulis



Jangan menyerah dalam menulis. "Ini adalah masalah stamina, jadi jangan putus asa jika Anda menemui gang buntu dan harus memulai dari awal, atau jika Anda menerima surat penolakan lagi. Semua penulis sukses pernah menjalani itu, namun mereka terus menulis dan tidak menyerah hingga tercapai tujuan mereka." ~ Tim Maleeny.



“Aku tak boleh menyerah dalam menulis”, semangat ini harus Anda tanamkan dalam hati. Ucapkan pelan-pelan dengan penuh perasaan dan penghayatan agar pikiran bawah sadar merekamnya, sehingga akan menjadi pengingat ketika Anda mulai diserang kebosanan menulis.

Ini adalah masalah stamina, jasmani dan rohani. Jadi Anda harus menjaga karunia Tuhan ini dengan sebaik-baiknya. Urusan menulis tidak hanya terkait ide dan pikiran saja, namun juga melibatkan jasmani. Biasakan berolahraga karena badan yang sehat akan mudah mengajak otak untuk berpikir sehat juga.

Jangan pernah berputus asa jika Anda menemui jalan buntu. Ingat, Tuhan Yang Maha Pengasih akan membukakan pintu lain ketika Anda menemui satu pintu yang tertutup. Artinya, menulislah terus meski tidak mempunyai satu ide pun. Karena ide juga bisa muncul ketika Anda tekun menulis.

Jika karya Anda ditolak, selalu bersikap bijaklah pada diri sendiri. Jangan menghukum diri dengan mengatakan bahwa karya Anda jelek. Percayalah, semua karya tulis adalah bagus. Mereka punya pembacanya masing-masing. Hanya kebetulan saja tulisan Anda dibaca oleh orang yang tidak tepat.

Dan sisi positifnya ketika karya Anda mengalami penolakan adalah Anda bisa menulis ulang dari awal. Dan kabar baiknya, Anda tidak mengalami situasi seperti ini sendirian. Semua penulis sukses pernah mengalaminya. Tahap ini hanya ingin menunjukkan konsistensi penulis. Penulis sejati tak akan mudah patah semangat.

Tugas penulis hanya terus menulis dan tidak menyerah hingga tercapai tujuan mereka. Saat itulah Anda akan merasakan betapa nikmatnya bisa berbagi pengalaman dengan orang lain. Perasaan nikmat itu lahir karena Anda telah bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan melalui tulisan.


Surabaya, 25/06/2016

Kamis, 23 Juni 2016

Jangan Pernah Takut Melakukan Kesalahan Ketika Menulis



Kadang, kita enggan menulis karena takut melakukan kesalahan. "Indahnya menulis adalah Anda tidak harus melakukannya dengan benar saat pertama kali, tidak seperti bedah otak, misalnya." ~ Robert Cormier.


Pernahkah Anda mengalami rasa enggan menulis karena takut melakukan kesalahan? Penyakit seperti ini sebenarnya tidak hanya menimpa calon penulis saja, bahkan penulis senior pun mungkin mengalaminya. Kenapa? Karena penulis seperti ini biasanya ingin sekali kerja langsung menghasilkan karya tulis yang sempurna.

Tidak bolehkah berprinsip sekali tulis langsung jadi? Boleh! Namun biasanya model menulis seperti ini hanya akan menghambat kelancaran ide. Ketika Anda merasakan percikan ide, segeralah menulis segala yang ada di pikiran. Jangan hiraukan tanda baca, keselerasan antar kalimat, dan lain-lain.

Model menulis yang mengalir justru efektif karena semua ide yang berkecamuk di benak ditulis sampai habis. Istirahatlah sejenak. Ketika pikiran sudah dingin, tahapan selanjutnya Anda menyortir kalimat-kalimat tadi. Benahi tanda baca, hilangkan kalimat yang tak perlu, dan seterusnya.

Indahnya menulis adalah Anda tidak harus melakukannya dengan benar saat pertama kali. Memang begitulah seharusnya. Anda tidak boleh memaksa pikiran untuk menulis dan merevisi dalam sekali jalan. Pikiran mempunyai iramanya sendiri agar bekerja secara optimal. Dan Anda hanya perlu memahaminya.

Demkian artikel pendek ini saya tulis, semoga berguna. Selamat mencoba!  

Selasa, 21 Juni 2016

Mencari Inspirasi dari Buku



Carilah inspirasi dari buku. "Baca, baca, baca. Baca semuanya –sampah, klasik, bagus dan jelek, dan lihat bagaimana mereka melakukannya. Sama seperti tukang kayu yang baru belajar. Baca! Anda akan menyerapnya. Kemudian tulis. Jika bagus, Anda akan mengetahuinya. Jika tidak, lempar saja keluar jendela." ~ William Faulkner.


Carilah inspirasi dari buku. Ya, buku adalah lembaran-lembaran kertas yang penuh ide. Anda harus jeli, membuka pikiran untuk cermati ide-ide yang bersembunyi di antara rimbunan kalimat dan paragraf.

Baca, baca, baca. Jangan pernah menyerah sebelum mendapatkan ide dari buku yang Anda baca. Sadarilah bahwa sebuah buku tidak terbit begitu saja tanpa jerih payah penulis menuangkan ide yang diendapkannya sekian waktu.

Baca semua buku yang menarik perhatian Anda. Buku yang menarik akan membuat Anda bersedia meluangkan waktu untuk membaca buku sampai tuntas. Buku yang menarik itu seperti apa? Buku dikatakan menarik kalau mampu membuat pembacanya merasa mendapat pengalaman dan pengetahuan baru.
 
Baca! Anda akan menyerapnya. Kemudian tulis. Begitu mudahnya proses menulis. Cobalah, baca sebuah buku. Serap isinya. Dan mulailah menulis apa saja yang diserap oleh pikiran Anda dari buku tadi. Jika bagus, Anda akan mengetahuinya.

Demikian sebuah ide untuk memberi semangat bagi diri saya sendiri khususnya, dan untuk teman-teman pada umumnya agar mampu mewujudkan ide menjadi tulisan yang bermakna. Selamat mencoba!


Surabaya, 22/06/2016

Senin, 20 Juni 2016

Mendapatkan Ide dari Rasa Bosan



Ide dapat kita peroleh dari banyak hal. "Anda mendapatkan ide dari mengkhayal. Anda mendapatkan ide dari rasa bosan. Anda mendapatkan ide setiap saat. Perbedaan penulis dengan orang biasa adalah kita sadar saat kita melakukannya." ~ Neil Gaiman.

Ide dapat kita peroleh dari banyak hal. Faktanya memang demikian. Dan ini merupakan kabar bagus. Semua manusia, apa pun profesinya, diberi kemurahan oleh Tuhan untuk mendapatkan ide dari banyak hal. Bersyukurlah, Kawan!

Ya, semua hal bisa dijadikan sumber ide. Bahkan, tak menutup kemungkinan Anda mendapatkan ide dari rasa bosan! Sungguh Tuhan Maha Penyayang. Anda disuruh berpikir untuk memenuhi kesejahteraan diri dengan melihat alam semesta ini, termasuk diantaranya adalah rasa bosan!

Jadi, bagi penulis tidak ada istilah “tidak ada ide”. Anda berhak mendapatkan ide setiap saat. Dimana pun Anda berada, bisa mendapatkan ide. Kapan pun ingin menulis, Anda bisa mendapatkan ide.
Kesimpulannya, tiada hari tanpa ide. Kalau Anda berniat menulis, pasti ide mudah didapatkan.

Perbedaan orang yang mendapatkan ide dengan orang biasa adalah kesadaran untuk mendapatkannya. Orang yang fokus terhadap satu hal akan mudah memperoleh ide. Coba korek semua sisi dari rasa bosan, misalnya. Apa penyebab rasa bosan itu timbul? Mengapa orang memiliki rasa bosan? Bagaimana proses terjadinya rasa bosan? Dan seterusnya.

Dari sekian pertanyaan tentang rasa bosan ini, Anda akan menemui pencerahan yang tiba-tiba melintas di benak. Tanpa sadar Anda berucap, “Aha, inilah yang aku cari!” atau serentak Anda berdiri mencari buku dan alat tulis untuk mewujudkan sesuatu yang masih samar-samar tadi menjadi kelihatan bentuknya. Itulah yang disebut dengan IDE.

Demikian beberapa paragraf dalam artikel ini yang bisa saya tulis, semoga berguna bagi saudara sekalian. Selamat mencoba!

Surabaya, 20/06/2016

Jumat, 17 Juni 2016

Belajar Menulis Fiksi (3)



Ada penulis yang berhenti menulis karena merasa harus menunggu inspirasi datang. "Anda tidak bisa menunggu inspirasi. Anda harus mengejarnya." (Jack London.)


Pembaca yang budiman, Anda tentu pernah mengalami kondisi seperti yang dikatakan Jack London di atas. Ya, memang menjengkelkan dan membuat kesal hati. Sudah habis bercangkir-cangkir kopi, teh, atau susu; eh, ide tak muncul juga.

Namun faktanya sungguh mengejutkan bahwa ternyata ide tidak usah dinanti kemunculannya, tapi justru harus dicari! Artinya, seorang penulis dituntut proaktif mencari ide. Dan kabar baiknya memang ide itu sangat berlimpah jumlahnya di sekeliling kehidupan manusia.

Bahkan ada seorang penulis yang mengatakan, "Selama di muka bumi ini masih ada manusia, maka ide tetap ada!" Nah, coba bayangkan berapa banyak ide yang bisa Anda dapatkan? Membaca fakta ini, Anda tentu tidak akan kerepotan lagi mendapatkan ide, bukan?

Kalau Anda mau cermati, mengapa sampai ada seorang penulis yang bilang belum dapat ide? Pernyataan  ini perlu diralat. Yang benar orang ini tidak sungguh-sungguh mencari ide.
Coba luangkan waktu untuk membaca beberapa tulisan karya penulis asing yang menawarkan cara-cara untuk mencari ide. Ada yang diberi nama curah pikian, peta pikiran, gelembung pikiran, dan seterusnya. Karya tulis mereka memang oase bagi para pekerja kreatif seperti penulis, namun tak ada gunanya kalau tidak dimanfaatkan.

Cobalah ambil salah satu teori tentang cara mencari ide yang menurut Anda paling mudah dan menyenangkan. Mengapa paling mudah dan menyenangkan? Karena bagi pemula, hal yang berbau mudah dan menyenangkan akan sangat menarik perhatian. Kalau sudah cukup mahir menggunakannya, maka bisa memakai cara lain sebagai selingan.

Semua teori memang mempunyai sifat yang sama, renyah saat dibaca namun saat diuji coba, semuanya tergantung pembacanya. Bila ingin hasil yang maksimal, maka Anda harus tekun mempraktekkannya. Sekali, dua kali, tiga kali, mungkin belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Semua butuh waktu dan proses. Saat inilah Anda diuji kesabaran dan konsistensi dalam menjalani tugas kepenulisan.

Semoga bermanfaat, selamat mencobanya!

Kamis, 16 Juni 2016

Rahasia Menulis Fiksi (2)



Jika lelah atau malas, lakukanlah perlahan-lahan. Jika ditanya, "Bagaimana Anda menulis?" Saya akan menjawab, "Satu demi satu kata." (Stephen King)


Sebagai manusia normal tentu Anda pernah menghadapi situasi batin yang tidak stabil. Mungkin karena kecapekan, terjebak kemacetan di jalan raya, pekerjaan yang menumpuk, dan hal-hal lain yang melibatkan Anda dalam aktifitas kehidupan lainnya.

Situasi hati seperti ini bagi seorang penulis bukanlah situasi yang kondusif. Kalau dipaksakan untuk menulis, mungkin hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Lantas adakah solusinya agar Anda tetap bisa konsisten menulis dalam berbagai kondisi?

Kutipan perkataan Stephen King di atas tidak ada salahnya kalau dicoba. Menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan proses panjang, harus sabar dan berlaku bijaksana memperlakukan karya tulis yang Anda hasilkan. Rasanya sangat teledor kalau sekali menulis langsung disodorkan kepada pembaca.

Apa yang dikatakan stephen king memang ada benarnya. Menulis memerlukan tahapan-tahapan, konsistensi, dan ketekunan. Ada seorang penulis yang membuat target menulis 2-3 halaman per hari, sudah termasuk revisi. Bagaimana dengan Anda?

Pesan moral dari kutipan Stephen King di atas adalah jangan pernah berhenti menulis sehari pun. Banyak hal positif yang bisa ditulis setiap hari. Soal ide, banyak berserakan di lingkungan Anda. Bisa soal pelajaran sekolah, ragam bunga di taman, acara-acara di tv dan radio, bahkan di tumpukan koran bekas Anda bisa menemukannya.

Demikian catatan saya pada artikel kali ini, semoga bermanfaat.
Selamat mencoba!

Surabaya, 17/06/2016

Rabu, 15 Juni 2016

Rahasia Menumbuhkan Semangat Menulis



Temukan tujuan dalam menulis. Tanpa alasan menulis yang baik, Anda tidak akan bersemangat menulis ( Rainer Maria Rilke )


Ketika Anda bepergian maka sudah barang tentu Anda harus punya tujuan yang jelas ke suatu tempat. Tanpa ada tujuan maka Anda hanya berputar-putar saja tak tentu arah yang pasti. Menulis pun demikian, sejak awal Anda harus menentukan tujuan.

Kalau Anda masih bingung dengan tujuan Anda menulis, berarti Anda belum menentukan tema tulisan. Ya, tema tulisan itulah yang menjadi tujuan Anda menulis. Tema adalah sesuatu yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca. Tema inilah yang mengantar Anda pada tujuan atau maksud Anda menulis.

Makin kuat tema tulisan Anda, makin jelas tujuan atau maksud Anda untuk melahirkan semangat menulis. Misalnya, tema yang ingin Anda tulis adalah "Bahaya Merokok bagi Kehidupan". Dengan tulisan ini Anda bermaksud memberikan informasi bagi pembaca tentang tema tadi. Karena Anda merasa informasi ini sangat penting dan perlu diketahui oleh umum, maka Anda antusias menulisnya.

Bagaimana halnya dengan menulis fiksi? Semua tulisan membutuhkan pokok pikiran atau tema, tak terkecuali fiksi. Kalau tulisan tidak ada temanya, bisa dipastikan kandungan isinya tidak fokus alias ngelantur kemana-mana.

Oleh sebab itu, bagi penulis yang merasa diri kurang bersemangat menulis seharusnya introspeksi. Apakah tulisannya sudah mempunyai tema? Kalau sudah ada, tanyakan pada diri sendiri: hal apa yang perlu diketahui oleh pembaca saat membaca tulisan Anda?

Perlu Anda garis bawahi bahwa tulisan yang dilandasi tujuan yang jelas akan mempengaruhi kinerja penulisnya berupa semangat yang menggebu-gebu untuk sesegera mungkin menuntaskan tulisannya supaya bisa dinikmati oleh pembacanya. Makin cepat tulisannya selesai makin cepat pula maksud dan tujuan mulianya untuk berbagi pengalaman positif kepada pembacanya cepat terwujud.

Demikian secuil pengalaman yang bisa saya bagi melalui artikel ini, semoga bermanfaat. Selamat mencoba!


Surabaya, 16/06/2016

Senin, 13 Juni 2016

Rahasia Menemukan Tempat Kerja yang Nyaman untuk Menulis Fiksi



Tahukah Anda bahwa ada faktor eksternal yang bisa merangsang pikiran untuk menemukan ide brilian menulis fiksi? Ya, disadari atau tidak, menulis fiksi memang tidak selalu menuntut ketrampilan penulisnya dalam mengolah ide, kata, dan rasa. Ada hal lain yang tak boleh diabaikan begitu saja. Apakah itu?

Tempat kerja yang nyaman. Ya, tempat kerja nyaman akan memberikan pengalaman menulis yang mengalir seperti ide tak pernah habis. Di manakah tempat kerja yang nyaman itu ditemukan?

Semua penulis boleh ajukan tempat-tempat paling nyaman untuk menulis. Beda orang beda pilihan. Saya mungkin merasa nyaman menulis di ruang kerja yang berhias gambar-gambar disertai kata-kata penuh motivasi, namun Anda belum tentu merasa nyaman menulis di tempat itu. Boleh jadi Anda malah nyaman menulis di kafe, misalnya.

Nah, soal kenyamanan tempat kerja ini, meski berbeda tempat namun ada satu hal kesamaannya. Yakni, tempat itu harus mampu mengantar seorang penulis untuk menemukan ide seluas-luasnya. Di manakah tempat itu berada?

Anda sendiri yang tahu jawabannya. Cobalah cari sudut-sudut di rumah Anda untuk menaruh meja kerja. Duduklah senyaman mungkin, rasakan, apakah Anda mudah menemukan ide di tempat itu. Cari terus sampai Anda tiba-tiba berteriak, "Wow, ide mengalir memenuhi ruangan ini."

Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

Minggu, 12 Juni 2016

Belajar Menulis Fiksi




Coba Anda menuliskan karakter siapa saja yang Anda jumpai di rumah, di jalan, di pasar, di sekolah, dan seterusnya. Amati orang-orang tadi dengan gambaran fisik lebih dulu, lalu coba menerjemahkan melalui bentuk tulisan. Misalnya, tinggi badan, bau badan, bentuk badan, ciri rambut, bentuk mata, bentuk dagu dan seterusnya.

Sekarang beralih pada kebiasaan yang menonjol orang-orang tersebut. Misalnya, saat batuk, tokoh ini menutup mulut dengan tangannya; saat bicara, tokoh ini seringkali mengelus-elus kumisnya; saat melihat, tokoh ini memicingkan sebelah matanya; dan seterusnya.

Atau Anda ingin menuliskan tentang orang-orang yang tersebut melalui kesukaannya pada barang yang melekat di tubuhnya. Misal, tokoh ini gemar memakai kaos warna mencolok; ada yang gemar memakai gelang sampai sebatas siku; suka melingkarkan seekor ular di leher; dan seterusnya.

O iya, satu lagi yang terlupa. Anda bisa juga mengutip filosofi atau cara pandang orang-orang tersebut ( ini kalau Anda sempat bicara panjang lebar dengan mereka tentunya ).  Anda akan peroleh pengalaman dan juga menambah ilmu.

Melalui pendekatan ini, saya jamin Anda akan keasyikan menulis. Dan manfaat dari kebiasaan tulis menulis karakter tokoh ini adalah Anda suatu saat tidak akan mengalami kesulitan lagi menulis cerpen, misalnya. Karena semua tahu bahwa salah satu komponen cerpen adalah tokoh.

Demikian sedikit tulisan pada artikel ini, semoga bermanfaat. Selamat mencoba.

Jumat, 03 Juni 2016

Tempat yang Nyaman untuk Menulis



Kalau Anda mau sukses menjadi penulis, carilah tempat yang nyaman untuk menulis! Ya, sepertinya berlebihan, namun tahukah Anda bahwa faktor tempat memang berpengaruh terhadap produktifitas penulis.

Anda boleh berkilah bahwa menulis saja kok perlu tempat khusus. Menulis dimana pun tak masalah yang penting adalah ide dan ketrampilan mengolah kata. Memang benar, namun secara kasat mata, orang akan lebih menyukai tempat yang nyaman daripada tempat yang bising ketika disuruh menulis!

Jadi, masalah tempat tidak boleh dipandang sebelah mata. Tempat yang nyaman akan membuat penulis lebih lancar mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya.

Nah berikut ada beberapa referensi bagi Anda tentang beberapa tempat yang ideal untuk menulis. Mari simak, barangkali bermanfaat.

1. Kamar Tidur
Kamar tidur adalah tempat paling favorit karena sangat privat,  tenang, dan aman dari gangguan orang lain. Anda pun bisa memilih sudut favorit dan menatanya sesuai keinginan.

2. Ruang Kerja
Anda bisa menyediakan ruang kerja khusus di salah satu sudut rumah. Kemudian menatanya sesuai keinginan dengan barang-barang yang menunjang kegiatan menulis. Menulis di ruang kerja khusus, akan membuat Anda menjadi penulis profesional. Mau mencoba?

3. Taman
Cobalah menulis di ruang terbuka yang hijau dan indah seperti di taman, misalnya. Menulis sambil menikmati keindahan taman akan memberikan suasana baru. Mungkin keindahan taman dengan bunga-bunga bisa menciptakan mood menulis yang bagus. Bahkan sangat mungkin suasana taman memunculkan ide-ide segar untuk bahan tulisan.

4. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan ruang publik yang sangat nyaman untuk aktivitas membaca dan menulis. Meski ramai, ruang pustaka tetap tenang. Di perpustakaan akan lebih mudah menemukan buku-buku referensi. Perpustakaan termasuk tempat menulis favorit banyak penulis.

Selamat memilih tempat menulis favoritmu.



Rabu, 01 Juni 2016

Cara Menulis dengan Inspirasi dari Tayangan Televisi



Cobalah menuliskan apa saja yang terlintas di benak Anda. Misalnya, saat Anda menonton telivisi yang sedang menayangkan acara kuliner. Tiba-tiba saja Anda merasa mendapat inspirasi untuk menuliskan sesosok  tokoh petualang yang senang makan masakan di berbagai daerah yang disingahinya.

Langsung tancap gas, eh, tancap bolpoin di atas kertas. Tulis apa saja yang terkait dengan diri petualang yang sedang ada dalam benak Anda. Agar menarik, tentu saja Anda harus membubuhinya dengan cerita misteri yang melingkupi daerah-daerah yang disinggahinya, misalnya.

Dan suguhkan semua pengalaman tokoh Anda ini dengan segenap penggambaran panca indera yang total saat menikmati sajian kuliner. Bagaimana tampilan masakan yang tersaji, bau aneka rempah dan kepulan nasi pulen yang baru saja matang, lembutnya daging ikan segar yang barusan diambil dari sungai, dan seterusnya.

Tak hanya berhenti di situ saja. Anda bisa melengkapi petualangan tokoh ini dengan sentuhan pelajaran yang berguna bagi pembaca saat mengalami atau menyaksikan insiden di perjalanan. Anda bisa menyisipkan kata-kata bijak ketika tokoh Anda menasihati seseorang. Atau bisa juga menunjukkan perilaku baik tokoh ini terhadap alam, misalnya.

Demikian contoh menulis yang menyenangkan dengan inspirasi dari melihat tayangan televisi. Selamat mencoba! Semoga bermanfaat.


Cara Cepat dan Tuntas Menulis Cerita Pendek

1. Mencari ide  Ide bisa datang dari mana saja, jadi bawa buku kecil kemana saja Anda pergi. Tulis semua ide yang melintas di pikiran An...