Jumat, 18 November 2016

Ingin Menjadi Penulis Produktif? Jadilah Pemalas!



Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Drs. Peter Salim, M.A. tahun 1991), malas dimasukkan dalam kelas kata adjektiva atau kata sifat. Malas berarti: tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu.

Selama ini kemalasan dalam bekerja selalu dikaitkan dengan sikap negatif. Maka tidak mengherankan bila Anda membaca judul artikel ini mengerutkan dahi. Ingin menjadi penulis produktif kok malah disuruh bermalas-malasan?

Memang, pemalas sama halnya dengan sesuatu yang tidak produktif. Bagaimana jadinya bila penulis yang bidang kerjanya menuntut kreatifitas tinggi justru diperbolehkan untuk malas? Ini tentu saja bisa memicu hambatan kreatif!

Tapi tunggu dulu, penjelasannya belum lengkap. Ternyata sifat malas bisa diputarbalikkan menjadi hal positif. Tentu ini tergantung sudut pandang atau penempatan sikap. Berikut ada beberapa sikap malas yang justru berguna dan dapat mendorong kreatifitas penulis untuk menjadi produktif. Tak percaya? Mari kita sama-sama menyimaknya.

Malas Mencari-cari Alasan
Ketika akan menulis, Anda menyadari; idenya masih perlu dibenahi, sementara bahan-bahan rujukan belum ada. Kendala ini membuat Anda memaklumkan diri untuk mencari-cari alasan, seakan-akan dengan begini bisa menjadi jalan keluar. Padahal mencari-cari alasan tidak akan menyelesaikan masalah. Bersikaplah bijaksana untuk malas mencari-cari alasan. Sebaliknya, rajinlah mencari solusi dalam setiap masalah.

Malas Mengeluh
Menghadapi karya tulis yang belum tuntas, mungkin karena bahan rujukan belum lengkap, sarana kurang memadai, ide tidak memuaskan, dan kurangnya kemauan untuk meneruskan tulisan; memang merupakan faktor-faktor yang membuat setiap penulis pasti mudah mengeluh. Dan kabar buruknya, mengeluh dapat menambah beban pikiran sekaligus mengacaukan konsentrasi.
Jadi lebih baik bersikaplah malas untuk berkeluh-kesah, daripada mengeluh lebih baik mengerjakan tulisan secara periodik namun sistematis. Misalnya, menulis 1 artikel pendek per hari. Kalau dilakukan dengan konsisten, maka dalam hitungan minggu, sudah ada 7 artikel yang dapat dimuat dalam 1 bab.

Malas Membuang Waktu
Menonton tv, mendengarkan musik, mengakses media sosial, dan membolak-balik buku atau majalah hingga berjam-jam di sela-sela tugas menulis memang menyenangkan dan (katanya) bisa memancing inspirasi. Namun pernahkah menghitung berapa banyak waktu yang terbuang?
Mulai sekarang, bulatkan tekad untuk bersikap malas saat melakukan hal-hal yang berpotensi membuang-buang waktu. Daripada melakukan aktivitas yang tidak berguna selama menulis, lebih baik cobalah terus menulis. Pikiran Anda akan mencari asosiasi-asosiasi di antara kalimat-kalimat yang sembarang Anda tulis, sehingga akan memantik timbulnya ide-ide baru.

Demikian uraian saya tentang bagaimana memposisikan kemalasan pada tempat yang tepat sehingga dapat dijadikan sumber energi potensial untuk terus berkarya. Semoga bermanfaat.


Surabaya, 19 Nopember 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Cepat dan Tuntas Menulis Cerita Pendek

1. Mencari ide  Ide bisa datang dari mana saja, jadi bawa buku kecil kemana saja Anda pergi. Tulis semua ide yang melintas di pikiran An...